Rabu, 18 Desember 2013

Sejarah dan Konsep Water Park sebagai Water Pleasure

Sejarah Konsep Water Pleasure dan Aplikasinya

WATER PLEASURE merupakan salah satu human improvement terhadap ‘OBYEK AIR’ dalam bentuk aplikasi rekreatif yang akan memberikan efek kesenangan dan penghiburan (entertaining effect) kepada manusia yang menikmatinya.

Sejarah pemanfaatan Obyek Air sebagai sarana rekreasi telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Dari artefak-artefak mesir kuno dijumpai litograf tentang para pangeran dan putri raja yang bermain air di tepi sungai Nil. Atau sisa-sisa situs arkeologis kolam-kolam bermain dari masa Yunani Purba. Termasuk situs Waterpark kuno dari era Kerajaan Judea yang dijumpai di Israel.

Di Indonesia WATER PLEASURE sebagaimana di mancanegara telah lama dikenal dan ada sejak masa yang lampau. Taman pemandian Tirta Empul di Bali diperkirakan dibangun sejak 960 M. Situs arkeologis kolam pemandian raja Majapahit di Candi Tikus, Trowulan Mojokerto dari abad ke-13. Dan tidak ketinggalan cagar budaya Taman Sari dari Kraton Yogyakarta yang dibangun sekitar abad ke-17.

Konsep WATER PLEASURE dapat diaplikasikan dengan pola NATURAL WATER PLEASURE, yang secara langsung memanfaatkan kondisi alamiah obyek air, tanpa memerlukan adanya rekayasa teknis apapun. Baik di laut maupun di darat (sungai, danau / situ). 

Pola lainnya yaitu ENGINEERAL WATER PLEASURE, yaitu dengan melakukan rekayasa teknis pada obyek air yang dimanfaatkan. Antara lain dengan adanya treatment pada air, pengaturan sirkulasi, pola dan bentukan obyek hingga penambahan obyek-obyek buatan untuk mendukung fungsional wahana. WATERPARK adalah salah satu contohnya.

Dan menurut pendapat beberapa psikolog, permainan di air dapat merangsang kecerdasan. Anak-anak dapat merasakan pengalaman bermain air sekaligus mendapatkan pengetahuan yang menyenangkan. Medium air dapat membantu anak belajar mengenai substansi alam, yakni air. Jika tidak diakrabkan dengan kegiatan alam terbuka dan hanya bermain di dalam ruangan dan tidak berkeringat, justru akan menghambat proses kecerdasan anak. 

“Aktivitas outdoor seperti berenang dapat melatih kecerdasan motorik. Kinestetik otot-otot dan persendian anak menjadi kuat dan tungkai anak kukuh, badan tinggi dan sehat, serta tidak rapuh. Anak yang sering sakit berarti kecerdasan kinestetiknya buruk dan kondisi badannya tidak baik,” Tika Bisono, Psikolog (Media Indonesia, 30 April 2010).

Minggu, 15 Desember 2013

Water Park dan Water Boom

waterpark
Water-park
Water Park (atau Waterpark), adalah satu bentuk wahana rekreasi berbasis air dengan memanfaatkan pola aplikasi Engineered Water Pleasure. Secara leksikal, waterpark dapat dimaknai sebagai “sebuah taman rekreasi air atau sebuah taman hiburan yang memiliki area bermain air, seperti seluncuran air (water slide), bantalan air (splash pad), spraygrounds (area main air sembur), kolam arus / sungai malas (Lazy River), atau mandi rekreasi lainnya, berenang, dan lingkungan barefooting. Saat ini bahkan dilengkapi dengan beberapa jenis lingkungan surfing atau bodyboarding buatan seperti kolam gelombang / kolam ombak (Wave Pool) atau Flowrider (wikipedia.org). 

Sementara menurut MacMillan Dictionary“a park with water slides, swimming pools and rides with flowing water”. Dengan terjemahan bebasnya yakni sebuah taman dengan seluncuran air, kolam renang dan wahana dengan air yang mengalir). 

Sejak pertama kali dibangun dan diperkenalkan oleh “Bapak Waterpark“: George Millay - Pendiri Sea World (1970) dan Wet ‘n Wild Waterpark (1977) di Orlando, USA - sebuah Water Park dewasa ini telah menjadi salah satu wahana rekreasi favorit masyarakat dunia, tak terkecuali di Indonesia. Dalam waktu sepuluh tahun terakhir, tren Water Park di Indonesia (biasa dikenal dengan sebutan ‘waterboom’) mengalami booming di berbagai daerah. Setiap tahun setidaknya dibangun 30 waterpark (dalam berbagai klasifikasi). Sehingga saat ini nyaris setiap kota kabupaten di Indonesia terdapat sebuah waterpark yang representatif. Ini belum termasuk waterpark dalam skala lebih kecil dan mengesampingkan densitas waterpark yang tinggi di wilayah Jabodetabek. Maka, kini waterpark telah menjadi obyek rekreasi yang memiliki tingkat kompetisi usaha cukup tinggi dan ketat. Jumlah waterpark dengan konsep konvensional telah cukup banyak, meskipun pasarnya masih tersedia.

Konsep baku (pakem) waterpark, sebagai wahana rekreasi keluarga seyogyanya menyediakan beberapa pilihan wahana bagi segala usia. Misalnya wahana Tot’s Pool (Kolam Balita) bagi balita, Kid’s Pool (Kolam Anak) untuk anak-anak, Family Pool untuk keluarga dan beberapa extreme slides untuk remaja dan dewasa. Dan yang tak kalah penting adalah standard keamanan (safety) yang berlaku sebagaimana
persyaratan dari International Association of Amusement Parks and Attractions (IAAPA).

Lalu apakah perbedaan antara kosakata: Water ParkWaterpark dan Waterboom (atau Water Boom). Berikut penjelasan sederhananya yang didapat dari analisa gramatis yakni 
waterpark boom
water-park tube
  1. Water Park : taman air; seperti sudah dijelaskan sebelumnya, memiliki makna universal dan dapat diterjemahkan oleh instrumen penterjemah (karena terpisah: 2 kata).
  2. Waterpark : sama halnya dengan kata Water Park, namun lebih difungsikan sebagai kata pelengkap pada nama suatu unit atau badan usaha (perusahaan) yang berkaitan atau memang mengoperasikan suatu arena wisata air tersebut (water park); contoh: Sunshine Bay Waterpark tidak dituliskan Sunshine Bay Water Park (boleh jadi salah satu upaya efisiensi ruang), dan boleh jadi beberapa instrumen penterjemah belum dapat menterjemahkan / sulih-bahasa kosakata yang disatukan tersebut (kata: water & kata: park). Namun kesimpulannya, baik Water Park maupun Waterpark tetap memiliki kesamaan arti-makna, hanya pada keperluan penggunaannya saja.
  3. Water Boom : bisa disatukan penjelasannya dengan Waterboom, yakni (umumnya) dipakai dikalangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia sebelum era tren pengadaan wisata jenis "taman bermain air" tersebut. Kata Boom disini menyebutkan salah satu instrumen yang dipergunakan dalam bermain air di wahana waterpark, yang tak lain merupakan Ban Pelampung (Boom). Karena pada sebuah wahana penyedia waterpark, ban pelampung merupakan instrumen yang 'wajib ada'. Sehingga penggunaan kata water boom kuranglah tepat jika ditujukan kepada suatu wahana permainan air - faktanya, tidak hanya ban pelampung yang dipergunakan untuk menikmati atraksi/permainan air yang ada, tapi beragam jenisnya seperti: sliding pad (bantalan seluncuran), tanpa instrumen sama sekali (body attractions), dan sebagainya.
Oleh karenanya seiring dengan perkembangan pemahaman, sosialisasi penggunaan kata yang tepat telah diadakan oleh masyarakat dunia internasional, maka penggunaan kata "waterboom" sudah ditinggalkan. Sementara, adapula salah satu penyedia waterpark terbesar di Indonesia juga 'hampir' memakai kata waterboom (mungkin pada awalnya penentuan nama brand), namun tampaknya pihak penyelenggara paten negara tidak memperkenankannya, dikarenakan kata waterboom (atau water boom) adalah kata yang generik.